Please open Admin -> Appearance -> Menus Setting

 

BENGKAYANG, 8 Oktober 2020 – NSLIC memberikan lokakarya pengarusutamaan gender dalam inovasi pengembangan jagung di Kabupaten Bengkayang. Kegiatan dibuka dengan kata sambutan dari Cavelle Dove selaku Direktur Proyek NSLIC/NSELRED yang memberikan analogi tentang fungsi sayap pada pesawat terbang.

“Seperti sayap pada pesawat terbang, laki-laki dan perempuan harus saling melengkapi satu sama lain agar dapat terbang dan sampai pada tujuan”, jelas Cavelle Dove. Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa NSLIC akan melihat dan membahas lebih dalam agar perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam kegiatan ekonomi.

Ada tiga hal penting yang disampaikan dalam lokakarya tersebut, yaitu pengertian konsep gender dan peran gender, kesetaraan dan keadilan gender serta isu-isu gender dalam pembangunan, serta pengertian dan dasar hukum pengarusutamaan gender.

Dalam lokakarya tersebut secara khusus juga membahas mengenai pengarusutamaan gender dalam produktivitas perkebunan jagung. Kabupaten Bengkayang yang menjadi salah satu kawasan yang didanai program Dana Inovasi Responsif atau RIF (Responsive Innovation Fund) Tahap III merupakan kawasan yang memiliki potensi jagung yang sangat baik. Melalui lokakarya ini, para peserta diajak untuk dapat melihat adanya tantangan dalam kesetaraan gender seperti keterbatasan perempuan ke akses kredit modal dan layanan penyuluhan, terbatasnya kepemilikan dan aset (tanah dan benih), ketidakterlibatan dalam pengambilan keputusan, serta kurangnya sumber daya keuangan.

Kepala Bappeda Bengkayang, Dr. Yan, S.Sos, M.Si, Ketua PKK Kabupaten Bengkayang, Ketua GOW (Gabungan Organisasi Wanita) Kabupaten Bengkayang, Camat Ledo, perwakilan dinas, perwakilan Bumdes/Bumdesma hadir dalam lokakarya yang diadakan secara daring ini.

Konsultan Gender NSLIC, Elisabeth Dewi menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan dalam rantai nilai perkebunan jagung. “Intervensi kepekaan gender bagi anggota masyarakat sangat penting agar dapat memperluas akses perempuan dalam perkebunan jagung dengan mempertimbangan kebutuhan, preferensi, dan kendala”, jelasnya.

Lokakarya ditutup dengan diskusi berdasarkan pengalaman menarik dari peserta khususnya para perempuan.

 

###

No Comment

You can post first response comment.

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.