Please open Admin -> Appearance -> Menus Setting

Mama-mama Papua sedang melihat proses pembuatan tepung kelapa. Foto: NSLIC/NSELRED

 

Satu tahun telah berlalu sejak program Responsive Innovation Fund (RIF) tahap II mendukung para perempuan di Kampung Sidey untuk dapat berkarya menghasilkan produk-produk berkualitas berbahan dasar kelapa. Mama-mama Papua yang ada di kawasan ini didampingi secara intensif dalam memproduksi Virgin Coconut Oil (VCO), tepung kelapa, dan briket arang tempurung kelapa yang digunakan untuk bahan bakar memasak.

 “Di kampung kami, kelapa sangat berlimpah. Kelapa ini biasanya hanya kami konsumsi sendiri karena tidak tahu harus dibuat apa”, ujar Mama Baransano, Ketua Kelompok Usaha Tanjung Kelapa.

Tanjung Kelapa adalah kelompok usaha binaan BumdesMa Sidey Maju Bersama yang beranggotakan mama-mama Papua. Selain mengurus anak dan suami, mama-mama Papua sangat ingin membantu perekonomian keluarga. Para bapak yang kebanyakan bekerja sebagai petani dan nelayan belum dapat mencukupi kebutuhan keluarga, apalagi di masa pandemi yang berdampak pada pendapatan mereka.

Pada tahun 2020, mama-mama Papua mulai membuat produk mereka sendiri. Produk-produk tersebut diberi label SYCO, yang artinya Sidey Coconut. Awalnya mereka berjualan hanya di sekitar daerah tempat tinggalnya, seperti ke toko-toko terdekat atau dengan menjajakannya secara langsung dari rumah ke rumah. Kini mama-mama Papua memanfaatkan media online seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp seperti yang diajarkan program RIF dalam pelatihan pemasaran digital. Berkat pemasaran secara daring, produknya dapat terjual hingga ke luar kecamatan bahkan ke luar Provinsi Papua Barat. Banyak pula orang-orang yang tertarik untuk menjual kembali (reseller) produk mereka sehingga penjualannya pun menjadi lebih meningkat dan menjangkau ke daerah yang lebih luas.

Mama Baransano dan kelompok Tanjung Kelapa perlu melakukan beberapa kali inovasi dan uji coba sehingga akhirnya menghasilkan produk yang berkualitas. Setiap bulan, mereka dapat mengolah 2000-3000 butir kelapa dengan keuntungan rata-rata lebih dari sepuluh juta rupiah. Menurutnya, keterbatasan modal kelompok yang dimiliki membuat produksinya masih terbatas.

“Sidey ini terkena sebagai destinasi wisata pantai. Kami ingin sekali produk-produk SYCO dapat menarik perhatian pengunjung dan menjadi oleh-oleh khas Sidey”, tuturnya.

Yang tidak kalah penting menurutnya adalah rencana kedepan mama-mama Papua, terutama kelompok Usaha “Tanjung Kelapa” untuk dapat memperoleh izin PIRT dan sertifikat Halal sehingga mampu bekerjasama dengan pihak hotel, mini market, warung makan, dan lain-lain yang ada di Kawasan Sidey, Kabupaten Manokwari dan sekitarnya.

 

###

No Comment

You can post first response comment.

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter a message.