Oleh: Apridon Zaini, NSLIC/NSELRED Provincial Coordinator
Indonesia adalah sebuah negara dengan rasio pengusaha yang sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara (katadata, 2019). Rasio pengusaha Indonesia terhadap jumlah penduduknya adalah 3,1% jauh di bawah Malaysia yang mencapai 5%, apalagi Singapura dengan rasio 7%. Alasan kecilnya rasio ini adalah karena kurangnya keterampilan dan kurikulum pendidikan yang hanya berfokus pada keterampilan teknis.
Di sisi lain, jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2018 mencapai sekitar 60 juta. Dari jumlah ini, 14 juta diantaranya adalah UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Kontribusi 14 juta UMKM perempuan terhadap Produk Domestik Bruto adalah 9.17% (hamdani, detikfinance, 6mar2019). Kontribusi pengusaha perempuan ini diharapkan dapat meningkat jika perempuan diberikan akses untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi.
Di Gorontalo, data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2015 menunjukkan bahwa 63,84% Industri Kecil Menengah (IKM) di Gorontalo dikelola oleh perempuan. NSLIC/NSELRED, sebuah proyek kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC), melihat ini sebagai tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan kontribusi perempuan terhadap ekonomi dan peningkatan kesejahteraan keluarga, terutama di provinsi Gorontalo.
Beberapa program pilot Pengembangan Ekonomi Lokal di Gorontalo telah membentuk kelompok UMKM yang sebagian besar pelaku usahanya adalah perempuan, seperti Komunitas Segala Sagela yaitu komunitas pengolah produk berbasis ikan yang terdiri dari 30 UMKM dengan 95% lebih anggotanya adalah perempuan, dan lebih dari separuhnya adalah perempuan kepala keluarga.
Untuk menjawab masalah rendahnya keterampilan pengusaha perempuan yang disebut di atas, NSLIC/NSELRED memfasilitasi banyak kegiatan pengembangan kapasitas melalui pelatihan keterampilan dan pendampingan usaha bagi para UMKM perempuan ini. NSLIC/NSELRED menyadari bahwa pengusaha perempuan memikul beban ganda, sebagai pelaku usaha sekaligus sebagai ibu dan kepala rumah tangga, sehingga sebagian besar kegiatan pelatihan NSLIC/NSELRED dirancang untuk memberikan ruang kepada para pengusaha perempuan ini untuk bertumbuh meningkatkan keterampilan mereka dengan tetap mengakomodir peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan kepala keluarga.
COVID-19
Sebelum masa pandemi, , berbagai kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh NSLIC/NSELRED memberikan ruang bagi para pengusaha perempuan untuk membawa anak-anak mereka ke tempat pelatihan, memfasilitasi ruang di belakang kelas bagi mereka untuk menidurkan anak-anaknya, bahkan anak-anak juga diberikan ruang untuk duduk di samping orang tuanya ketika mengikuti pelatihan. Hal ini juga merupakan tantangan bagi para narasumber, pelatih, dan pembimbing dalam kegiatan NSLIC. Namun, sebagai komitmen dalam memberikan akses bagi perempuan pengusaha untuk meningkatkan keterampilannya, maka hal ini menjadi hal yang dimaklumi dan disetujui. Selain penyesuaian ini, hal lain yang dilakukan untuk mengakomodir ibu-ibu pengusaha ini untuk dapat belajar adalah pemilihan ruangan kelas yang dapat memfasilitasi kebutuhan ibu-ibu pengusaha yang membawa anak (child-friendly meeting room).
Suasana pelatihan yang dilaksanakan oleh NSLIC/NSELRED di Gorontalo bagi para pengusaha perempuan sebelum pandemi COVID-19. Photo: NSLIC
Berdasarkan diskusi dengan dengan para pengusaha perempuan yang tergabung dalam Komunitas Segala Sagela, pendapatan mereka menurun hingga rata-rata 70-90% dan memaksa mereka untuk memberhentikan beberapa pegawai selama masa pandemi COVID-19. Dalam upaya untuk terus mendukung para pengusaha perempuan, proyek NSLIC/NSELRED merubah kegiatan tatap muka dan menyesuaikannya dengan pertemuan yang dilakukan secara daring. Para pengusaha perempuan dibimbing dalam menggunakan berbagai platform digital sehingga mereka dapat tetap produktif melalui berbagai pelatihan daring seperti pelatihan perencanaan bisnis, pelatihan manajemen keuangan, dan penggunaan media sosial untuk memaksimalkan penjualan.
No Comment
You can post first response comment.