Proyek NSLIC dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia (BAPPENAS), menyelenggarakan Seminar Nasional tentang Iklim Usaha dan Pembangunan Ekonomi Berdasarkan Komoditas Unggulan Daerah di Sulawesi Tenggara dan Gorontalo pada 19 – 20 Maret 2018 di Hotel Le Meridien Jakarta.
Peningkatan berbagai peraturan pemerintah pusat menjadi bagian penting dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif di dua provinsi : Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. Penyederhanaan regulasi menjadi hal yang harus dilakukan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Pedesaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia (BAPPENAS), Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D., di dalam seminar ini.
John Summerbell dari Global Affairs Canada, juga melihat bahwa peraturan yang menghambat investasi dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam pidatonya, Summerbell menyatakan dukungan Pemerintah Kanada melalui proyek NSLIC ditujukan untuk membantu Pemerintah Indonesia menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.
Sejumlah Kementerian / Lembaga dan perwakilan dari 10 kabupaten di Gorontalo dan Sulawesi Tenggara secara aktif membahas lebih lanjut hasil penelitian yang dilakukan oleh proyek NSLIC dalam Seminar Nasiona ini. Sebuah studi regulasi terkait investasi yang dilakukan oleh Watch Otonomi Daerah (KPPOD) menyoroti beberapa hambatan regulasi yang terkait dengan pembangunan ekonomi di bidang pertanian, peternakan dan perikanan di daerah. Studi yang menggunakan analisis indikator kualitas OECD lebih dalam melihat aspek regulasi komoditas jagung, sapi, dan rumput laut di Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tenggara yang merupakan mitra proyek NSLIC. Setidaknya ada empat peraturan di tingkat Peraturan Menteri yang dianggap menghambat pengembangan investasi komoditas jagung, tiga peraturan komoditas ternak, dan dua Peraturan Menteri terkait dengan budidaya rumput laut.
Pada kesempatan yang sama, hasil studi ekonomi berbasis komoditas unggulan regional dengan pendekatan M4P (Making Market Works for the Poor) juga dipresentasikan oleh tim studi dari Universitas Gorontalo dan Unhalu, Sulawesi Tenggara. Secara umum, hasil menunjukkan bahwa komoditas unggulan daerah seperti jagung, sapi, dan rumput laut memiliki peluang pasar yang besar. Studi ini telah menghasilkan model bisnis dari tiga komoditas yang diteliti serta beberapa rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan UKM, terutama dalam akses ke kemudahan produksi seperti kemudahan benih, pupuk, dan pakan ternak. kualitas.
Proyek NSLIC juga melakukan kajian atas layanan terpadu layanan terpadu (pelayanan terpadu satu pintu – PTSP) dan survei kepuasan pengguna layanan bekerja sama dengan Enciety. Dalam penyampaiannya, Direktur Enciety menyatakan bahwa hasil survei layanan di Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tenggara menunjukkan setidaknya lebih dari 50% pengguna layanan PTSP di dua provinsi merasa puas, meskipun beberapa catatan perbaikan juga dibuat.
Dalam upaya meningkatkan kapasitas institusional, khususnya penyedia layanan pengembangan usaha (BDSP) untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal, disajikan dalam seminar hasil survei BDSP (Penyedia Jasa Pengembangan Usaha) yang dilakukan oleh B-Trust. Hasil studi BDSP di dua Provinsi menyatakan beberapa penyedia layanan masih perlu meningkatkan kapasitas mereka. Selain itu, tidak ada fokus kelembagaan swasta untuk menyediakan layanan pengembangan bisnis di daerah. Hal ini disampaikan oleh Wakil Direktur B-Trust, Yuyu Komariyah, MA, Ph.D.
Sesuai dengan hasil tinjauan yang diajukan, perwakilan pemerintah daerah dan sektor swasta dari dua provinsi mitra proyek NSLIC disertai dengan sejumlah K/L, menyusun rencana aksi untuk mendukung proyek NSLIC dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan meluas akses untuk pelaku bisnis di wilayah tersebut.
Sejumlah kementerian/lembaga; Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia, dan kementerian terkait lainnya, telah berkomitmen untuk memperkuat kerangka kebijakan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi regional. Secara paralel di tingkat lokal, Program NSLIC dengan pemangku kepentingan regional di kedua provinsi juga akan meningkatkan kerja sama dalam bentuk penyediaan program peningkatan kapasitas, terutama meningkatkan layanan prima untuk layanan terpadu satu pintu (PTSP), memberikan bantuan teknis untuk pembangunan. sektor terpilih dan komoditas terpilih serta mengembangkan kerjasama pemerintah daerah dan sektor swasta untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal berdasarkan komoditas unggulan lokal.
No Comment
You can post first response comment.